Arrester

Daisypath - Personal pictureDaisypath Vacation tickers



SISTEM RADIO

Analogi modulasi

Dalam istilah teknik, kata modulasi mempunyai definisi yang cukup panjang. Tapi, hal itu dapat dijelaskan dengan analogi sederhana berikut: kalau kita ingin pergi ke tempat lain yang jauh (yang tidak bisa di lakukan dengan jalan kaki atau berenang), kita harus menumpang sesuatu.

Sinyal informasi (suara, gambar, data) juga begitu. Agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal informasi harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).

Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Dari tinjauan "penumpang", cara menumpangkan manusia pasti berbeda dengan paket barang atau surat. Hal serupa berlaku untuk penumpangan sinyal analog yang berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain.

Dari sisi pembawa, cara menumpang di pesawat terbang akan berbeda dengan menumpang di mobil, bus, truk, kapal laut, perahu, atau kuda. Hal yang sama juga terjadi pada modulasi. Di mana cara menumpang ke amplitudo gelombang carrier akan berbeda dengan cara menumpang di frekuensi gelombang carrier.

Gelombang/sinyal "carrier"

Gelombang/sinyal carrier adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi jauh lebih tinggi dari frekuensi sinyal informasi. Berbeda dengan sinyal suara yang mempunyai frekuensi beragam/variabel dengan range 20 Hz hingga 20 kHz, sinyal carrier ditentukan pada satu frekuensi saja. Frekuensi sinyal carrier ditetapkan dalam suatu alokasi frekuensi yang ditentukan oleh badan yang berwewenang.

Di Indonesia, alokasi frekuensi sinyal carrier untuk siaran FM ditetapkan pada frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz. Alokasi itu terbagi untuk 204 kanal dengan penganalan kelipatan 100 kHz. Kanal pertama berada pada frekuensi 87,6 MHz, sedangkan kanal ke 204 berada pada frekuensi 107,9 MHz. Penetapan tersebut dan aturan lainnya tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 2003.

Frekuensi carrier inilah yang disebutkan oleh stasiun radio untuk menunjukkan keberadaannya. Misalnya, Radio XYZ 100,2 FM atau Radio ABC 98,2 FM. 100,2 Mhz dan 98,2 MHz adalah frekuensi carrier yang dialokasikan untuk stasiun bersangkutan.

Karena berupa gelombang sinusoida, sinyal carrier mempunyai beberapa parameter yang dapat berubah. Perubahan itu dapat terjadi pada amplitudo, frekuensi, atau parameter lain. Contoh perubahan amplitudo dan perubahan frekuensi dari suatu sinyal asal ditunjukkan dalam gambar. Kemampuan untuk diubah inilah yang menjadi ide dari teknik-teknik modulasi.

Modulasi AM

Dari banyak teknik modulasi, AM dan FM adalah modulasi yang banyak diterapkan pada radio siaran. Keduanya dipakai karena tekniknya relatif lebih mudah dibandingkan dengan teknik-teknik lain. Dengan begitu, rangkaian pemancar dan penerima radionya lebih sederhana dan mudah dibuat.

Di pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah seiring dengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan. Frekuensi gelombang carrier-nya relatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF (Radio Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agar bisa dikirim ke jarak yang jauh. Setelah itu, dipancarkan melalui antena.

Tentu saja dalam perjalanannya mencapai penerima, gelombang akan mengalami redaman (fading) oleh udara, mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Gangguan-gangguan itu umumnya berupa variasi amplitudo sehingga mau tidak mau akan memengaruhi amplitudo gelombang yang terkirim.

Akibatnya, informasi yang terkirim pun akan berubah dan ujung-ujungnya mutu informasi yang diterima jelas berkurang. Efek yang kita rasakan sangat nyata. Suara merdu Andien yang mendayu akan terdengar serak, aransemen Dewa yang bagus itu jadi terdengar enggak karuan, dan suara Iwan Fals benar-benar jadi fals.

Cara mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh redaman, noise, dan interferensi cukup sulit. Pengurangan amplitudo gangguan (yang mempunyai amplitudo lebih kecil), akan berdampak pada pengurangan sinyal asli. Sementara, peningkatan amplitudo sinyal asli juga menyebabkan peningkatan amplitudo gangguan. Dilema itu bisa saja diatasi dengan menggunakan teknik lain yang lebih rumit. Tapi, rangkaian penerima akan menjadi mahal, sementara hasil yang diperoleh belum kualitas Hi Fi dan belum tentu setara dengan harga yang harus dibayar.

Itulah barangkali yang menyebabkan banyak stasiun radio siaran bermodulasi AM pindah ke modulasi FM. Konsekuensinya, mereka juga harus pindah frekuensi carrier karena aturan alokasi frekuensi carrier untuk siaran AM berbeda dengan siaran FM. Frekuensi carrier untuk siaran AM terletak di Medium Frequency (300 kHz - 3 MHz/MF), sedangkan frekuensi carrier siaran FM terletak di Very High Frequency (30 MHz - 300 MHz/VHF).

Modulasi FM

Di pemancar radio dengan teknik modulasi FM, frekuensi gelombang carrier akan berubah seiring perubahan sinyal suara atau informasi lainnya. Amplitudo gelombang carrier relatif tetap. Setelah dilakukan penguatan daya sinyal (agar bisa dikirim jauh), gelombang yang telah tercampur tadi dipancarkan melalui antena.

Seperti halnya gelombang termodulasi AM, gelombang ini pun akan mengalami redaman oleh udara dan mendapat interferensi dari frekuensi-frekuensi lain, noise, atau bentuk-bentuk gangguan lainnya. Tetapi, karena gangguan itu umumnya berbentuk variasi amplitudo, kecil kemungkinan dapat memengaruhi informasi yang menumpang dalam frekuensi gelombang carrier.

Akibatnya, mutu informasi yang diterima tetap baik. Dan, kualitas audio yang diterima juga lebih tinggi daripada kualitas audio yang dimodulasi dengan AM. Jadi, musik yang kita dengar akan serupa dengan kualitas musik yang dikirim oleh stasiun radio sehingga enggak salah kalau stasiun-stasiun radio siaran lama (yang dulunya AM) pindah ke teknik modulasi ini. Sementara stasiun-stasiun radio baru juga langsung memilih FM.

Selain itu, teknik pengiriman suara stereonya juga tidak terlalu rumit. Jadinya, rangkaian penerima FM stereo mudah dibuat, sampai-sampai dapat dibuat seukuran kotak korek api. Produk FM autotuner seukuran kotak korek api ini sudah gampang diperoleh di kaki lima dengan harga yang murah. Kualitasnya cukup memadai untuk peralatan semurah dan sekecil itu.

Rangkaian "squelch"

Pada penerima FM (yang juga ada di pesawat televisi), sinyal radio yang hilang akan menyebabkan terdengar suara desis noise yang cukup keras. Karena mengganggu, sebagian besar penerima FM dilengkapi dengan rangkaian squelch yang berfungsi untuk mematikan audio jika tidak terdeteksi adanya sinyal siaran. Pada radio komunikasi VHF dan UHF (yang juga menggunakan FM), rangkaian squelch dapat diatur sedemikian rupa sehingga masih dapat mendengarkan sinyal suara yang volumenya sedikit di atas desis noise.

Pembagian kanal FM di Indonesia

Jumlah kanal yang disiapkan dalam alokasi frekuensi 87,5 MHz hingga 108 MHz memang sebanyak 204 kanal. Tapi, tentu saja hal itu tidak menyebabkan 204 stasiun radio bisa didirikan di kota kita. Sebab jarak antarkanal yang terlalu rapat akan menyebabkan interferensi antarstasiun radio.

Karena itu, aturan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No KM 15 Tahun 2003 mensyaratkan jarak minimal antarkanal dalam satu area pelayanan (yang umumnya se-Kota atau se-Kabupaten) adalah 800 kHz. Kecuali pada kota besar semacam Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan yang sudah telanjur mempunyai stasiun cukup banyak. Jarak minimal untuk kota-kota itu adalah 400 kHz.

Pembagian kanal untuk tiap area layanan tentunya juga disesuaikan dengan faktor-faktor seperti : kepadatan penduduk, perkembangan kawasan, dan lainnya. Sebab, apalah gunanya menyediakan banyak kanal jika pendirian stasiun-stasiun baru di suatu area layanan tidak menjanjikan.

Lalu,,

Kenapa Gelombang FM Lebih Jernih Dibanding AM?

Gelombang AM sudah lama ditinggal. Nyaris semua radio bermain di jalur FM. Kenapa sih FM lebih jernih?

Hingga tahun delapan puluhan, stasiun radio broadcast (siaran) banyak menggunakan modulasi AM (Amplitude Modulation). Pada saat itu, umumnya enggak ada siaran radio yang mampu menampilkan suara bening, apalagi stereo. Belum lagi kalau cuaca sedang enggak mendukung. Wah, pokoknya kita enggak bisa menikmati indahnya suara musik senyaman saat ini.

Setelah periode itu, mulai bermunculan stasiun radio siaran pengusung modulasi FM (Frequency Modulation). Jenis modulasi ini mampu memanjakan pendengar siaran karena menghasilkan suara yang lebih bening. Selain itu, ia dapat diterima dengan pola mono atau stereo. Maksudnya, jika radio penerima kita hanya bisa menerima siaran mode mono, maka ia menampilkan suara mono. Sedang radio penerima tipe stereo punya pilihan untuk menampilkan suara mono atau stereo beneran (real stereo) sesuai dengan yang dipancarkan oleh stasiun radio siaran.

Tugas Teknologi Komunikasi Modern

SISTEM PENYIARAN TV DIGITAL

Era menuju ke televisi digital (DTV) telah tiba. Bersiaplah menuju televisi yang lebih baik secara dramatis. Berdasarkan undang-undang, stasiun televisi di seluruh negara harus memindahkan siaran mereka dari sistem analog ke digital pada tanggal 17 Februari 2009. Pesawat televisi yang terhubung ke perusahaan pemberi layanan televisi kabel, satelit atau perusahaan telepon penyedia layanan telepon tidak akan terpengaruh oleh undang-undang ini, dan dapat terus menerima program acara televisi setelah tanggal tersebut berakhir. Namun penerima televisi analog yang menerima sinyalnya dari sebuah antena dan tidak memiliki sambungan layanan televisi berbayar akan memerlukan Kotak Konverter DTV untuk dapat terus menerima sinyal setelah perpindahan dilakukan.
Televisi Digital (DTV) adalah satu jenis teknologi penyiaran melalui udara yang baru dan inovatif yang mengirimkan gambar melalui gelombang udara dalam bentuk bit data, seperti halnya komputer. DTV memungkinkan stasiun TV untuk dapat menyediakan gambar yang secara dramatis lebih jelas, berkualitas suara lebih baik dan pilihan program yang lebih banyak. DTV juga memungkinkan dilakukannya siaran berdefinisi tinggi (HD) bagi para pemirsa yang memiliki pesawat HD dan menyediakan kemampuan interaktif dan layanan data subtitle yang lebih baik.
Di bawah perundang-undangan yang telah disetujui oleh Kongres. Undang- Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 – setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan saluran analog mereka pada tanggal 17 Februari 2009, dan secara eksklusif terus meneruskan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif.
DTV adalah sebuah cara yang lebih efisien untuk melakukan siaran, dan hal itu akan membuka frekuensi radio untuk berbagai macam layanan lainnya yang baru. DTV juga menghasilkan gambar dan suara yang amat jelas, lebih banyak saluran dan bahkan televisi berdefinisi tinggi (HDTV) melalui gelombang radio bagi konsumen yang memiliki pesawat televisi HD. DTV juga memungkinkan lebih banyak layanan daripada sebelumnya dengan tersedianya siaran televisi yang gratis.

Konsumen yang menerima sinyal siaran televisi gratis menggunakan antena pada pesawat televisi yang dilengkapi dengan penyetel analog – dan mereka yang tidak berlangganan pada perusahaan penyedia layanan televisi kabel, satelit atau perusahaan telepon – akan merasakan dampak dari peralihan ini. Sekurang-kurangnya 19,6 juta rumah tangga menerima sinyal siaran televisi gratis secara eksklusif di rumah-rumah mereka, dan kira-kira ada 70 juta pesawat televisi akan terkena dampak hilangnya sinyal dari stasiun bertenaga penuh setelah tanggal 17 Februari 2009, jika para pemilik pesawat televisi ini tidak mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan televisi mereka.
Anda dapat meningkatkan televisi Anda ke DTV dengan salah satu dari ketiga langkah-langkah ini sebelum 17 Februari 2009:
1.   Kotak konverter DTV: Belilah sebuah kotak konverter DTV yang dihubungkan pada pesawat TV analog yang Anda miliki saat ini. Sebuah kotak konverter akan memungkinkan Anda untuk terus menerima siaran televisi gratis, dan kotak-kotak ini harganya berkisar antara US$40 dan US$70, akan tersedia untuk dapat dibeli di awal tahun 2008. Pemerintah federal menyediakan kupon senilai US$40 yang dapat Anda gunakan untuk membeli kotak-kotak ini.

2.   Pesawat TV digital: Belilah sebuah pesawat televisi yang memiliki penyetel digital atau Komite Sistem Televisi Tingkat Lanjut (Advanced Television Systems Committee- ATSC) yang sudah terpasang, yang dapat diperoleh dengan harga di bawah US$100. Semua pesawat televisi dengan penyetel digital dapat menerima sinyal yang disiarkan oleh stasiun-stasiun televisi, sehingga Anda dapat terus menerima program televisi gratis tanpa biaya berlangganan bulanan.
3.   Layanan berbayar: Berlanggananlah pada perusahaan penyedia layanan televisi kabel, satelit atau perusahaan telepon untuk terus menggunakan pesawat televisi analog Anda, jika stasiun siaran lokal Anda ingin terus dapat diberikan oleh layanan ini.

Sebuah kotak konverter DTV adalah sebuah perangkat elektronik yang terhubung secara elektronis kepada pesawat televisi analog dan antena dan mengubah sinyal digital televisi menjadi bentuk analog, sehingga dapat dilihat di dalam pesawat TV analog Anda. Kotak-kotak konverter ini diharapkan akan tersedia dalam rentang harga antara US$40 dan $70.
Pemerintah federal menyediakan kupon-kupon untuk membeli kotak konverter DTV untuk memberikan bantuan untuk meningkatkan televisi yang Anda miliki saat ini menjadi televisi digital. Setiap rumah tangga hanya dapat mendaftarkan untuk menerima kupon potongan sebanyak maksimal dua buah kupon, yang masing-masing bernilai US$40, yang harus ditukarkan dalam waktu 90 hari. Untuk informasi lebih lanjut atau untuk meminta kupon potongan, hubungi 1 (888) DTV-2009 atau 1 (877) 530-2634 (TTY), kunjungi www.DTV2009.gov atau kirimkan aplikasi permintaan kupon potongan ke PO Box 2000, Portland, OR 97208.
Membeli sebuah pesawat televisi digital yang baru bukanlah satu-satunya pilihan yang Anda miliki untuk dapat melakukan perpindahan ke DTV. Jika Anda ingin terus menggunakan pesawat televisi analog, Anda harus mempertimbangkan salah satu pilihan yang tersedia berikut ini jika Anda ingin berpindah ke televisi digital:
1.   Belilah sebuah kotak konverter DTV, yang akan mengubah sinyal digital yang baru menjadi format analog untuk pesawat-pesawat televisi analog.
2.   Berlanggananlah kepada perusahaan layanan penyedia televisi kabel, satelit atau telepon untuk menerima sinyal digital yang baru.
Untuk memeriksa apakah pesawat televisi Anda dapat menerima sinyal siaran televisi melalui gelombang radio, lihatlah buku panduan pemilik atau lihatlah pada pesawat televisi untuk mengetahui bahwa televisi Anda telah memiliki penyetel Advanced Television Systems Committee (ATSC) yang sudah terpasang. Anda dapat juga membuka situs Web pabrikan televisi Anda dan memeriksa kemampuan pesawat televisi berdasarkan nomor model pabrikan.
DTV adalah televisi digital. HDTV adalah televisi berdefinisi tinggi. HDTV adalah format kualitas tertinggi untuk DTV, namun hanya salah satu dari beberapa format digital yang ada. Konsumen yang memiliki pesawat TV berdefinisi tinggi mungkin dapat menerima program televisi berdefinisi tinggi secara gratis dengan menggunakan sebuah antena.
Antena di dalam ruang ataupun luar ruang akan memaksimalkan penerimaan siaran DTV Anda. Secara umum, penerimaan DTV yang cukup baik, membutuhkan jenis antena yang sama dengan yang saat ini berfungsi untuk menerima sinyal TV analog yang baik yang ada di rumah Anda. Untuk mendapatkan bantuan dalam memilih antena luar ruang yang dapat menerima siaran saluran TV lokal Anda secara gratis, kunjungi www.antennaweb.org. Sebuah prakarsa dari Asosiasi Penyiaran Nasional yang mewakili lebih dari 8.300 stasiun radio dan televisi lokal secara gratis dan jaringan siaran di seluruh negara.
  

Sistem Digital pada Penyiaran TV

Ada beberapa alasan mengapa sistem digital nantinya menjadi sistem yang diperlukan terutama berkaitan dengan penyiaran TV digital. Berikut ini beberapa alasan:

● Efisiensi spektrum frekuensi
Dengan mengimplementasikan TV digital maka dengan satu kanal frekuensi bisa digunakan sekaligus untuk beberapa program siaran. Dari segi efisiensi penggunaan kanal, jelas sistem TV digital jauh lebih efisien dibandingkan siaran TV analog yang mensyaratkan satu kanal hanya bisa untuk satu program siaran.

● Kualitas, keandalan
Kualitas siaran dari TV digital jauh lebih baik bila dibandingkan dengan siaran TV analog. Berdasarkan penelitian, siaran TV digital bebas dari derau, sehingga kualitas gambar dan keandalan siaran TV digital jauh lebih baik.


Sistem Penyiaran TV Digital ATSC

Advanced Television Systems Committee merupakan standar yang dibuat dan pertama kali digunakan di Amerika Serikat untuk sistem televisi digital. Standar TV ATSC sendiri adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk pada 1982 yang bertugas mengembangkan standar-standar teknis untuk semua aspek dari televisi digital. Anggota ATSC terdiri dari industri penyiaran, peralatan penyiaran, video, elektronik, komputer, kabel, satelit, semikonduktor. Standar televisi digital ATSC juga meliputi High Definition Television, Standar Definition Television, penyiaran data, audio multikanal, dan penyiaran satelit ke rumah secara langsung [ATSC, 2007]. Pada 1987, ketika industri siaran di AS meminta FCC (Federal Commission on Communications) untuk mempelajari permasalahan seputar teknologi maju di bidang televisi dan kemungkinan dampaknya terhadap layanan siaran TV.


Teknik Pengukuran Transmisi Penyiaran Digital
Sebelum mengimplementasikan sistem dan jaringan TV digital, lebih dulu harus dilakukan tahap desain dan perencanaan. Dalam tahap perencanaan ini target yang hendak dicapai oleh suatu jaringan perlu didefinisikan dalam master plan. Parameter-parameter sistem dan jaringan perlu ditetapkan melalui pra-evaluasi. Parameter jaringan di sini termasuk lokasi pemancar (terutama jika menggunakan sistem SFN) yang harus mempertimbangkan jarak maksimum antarpemancar, serta target wilayah cakupan dan jenis pelanggan yang hendak dicakup. Sedangkan parameter sistem meliputi tinggi antena pemancar, daya pancar, serta parameter-parameter modulasi dan coding, untuk memastikan kualitas sinyal yang memadai sesuai kondisi lingkungan dan jenis pelanggan (fixed vs mobile).

Untuk dapat menentukan parameter sistem dan jaringan, perlu dilakukan lebih dulu pengukuran propagasi. Tujuannya adalah supaya setelah diimplementasikan kelak dapat tercapai target wilayah yang diinginkan dengan kualitas cakupan yang memenuhi standar. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran daya dan cakupan, pengukuran efek multipath, dan pengukuran efek Doppler.

Teori Dasar Antena

1.1  PENDAHULUAN
            Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai (match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam saluran transmisi.
            Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan adalah :
-         bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
-         polarisasi yang dimiliki
-         frekuensi kerja,
-         lebar band (bandwidth), dan
-         impedansi input yang dimiliki.
            Untuk antena yang bekerja pada band VLF, LF, HF, VHF dan UHF bawah, jenis antena kawat (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti halnya antena dipole 1/2l, antena monopole dengan ground plane, antena loop, antena Yagi-Uda array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena jenis ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panjang gelombang dimana sistem bekerja. Semakin tinggi frekuensi kerja, maka semakin pendek panjang gelombangnya, sehingga semakin pendek panjang fisik suatu antena.
            Untuk antena gelombang mikro (microwave), terutama SHF ke atas, penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola, akan lebih efektif dibanding dengan antena kawat pada umumnya. Karena antena yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan gelombang elektromagnetik..

1.2  RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
            Struktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang berubah-ubah secara harmonik. Elemen arus terkecil yang dapat menimbulkan pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.
            Jika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu konduktor antena dapat dijumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi dari sebuah antena tentu akan dapat diketahui.
            Timbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang Helmhotz. Persamaan Helmholtz tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan lebih lanjut dari persamaan-persamaan Maxwell dengan memasukkan kondisi lorentz sebagai syarat batasnya. Dari hasil penyelesaian persamaan differrensial Helmholtz dengan menggunakan dyrac Green’s function, ditemukanlah bahwa potensial vektor pada suatu titik yang ditimbulkan oleh adanya arus yang mempunyai distribusi arus J adalah :

                                                         (1.1)
dimana :
            Az         = vektor potensial pada arah z
            J          = kerapatan arus
b                   = bilangan gelombang (2p/l)
R          = jarak titik pengamatan P dengan suber elementer
v’         = sumber elementer.




                                                   z          

R = r’ - r
 
P
 
J
                     
Titik pengamat
 
                                                                     r’
r
                                                   0                                                                                                y


                        x
GAMBAR  1.1
VEKTOR-VEKTOR DI DALAM SISTEM RADIASI

            Persamaan di atas berlaku umum untuk segala bentuk sumber dan di dalam semua sistem koordinat, sehingga untuk mencari medan yang ditimbulkan oleh bermacam-macam bentuk dapat dipilih sistem koordinat yang paling sesaui dengan bentuk antena. Dengan diketahui potensial vektor A dari suatu sistem, maka medan magnet H dan medan listrik E yang dipancarkan oleh sumber itu akan dapat diketahui pula. Untuk medan magnet H dapat diperoleh dari persamaan :

                                    H = Ñ x A                                                                   (1.2)

Sedangkan medan listrik E dapat diperoleh dari salah satu bentuk persamaan Maxwell  :

                               Ñ x H        = J + j w e E                                                   (1.3)

Sehingga medan listrik E untuk daerah di dalam konduktor sumber adalah :

                        E  =   (Ñ x H – J)                                                           (1.4)

Dan untuk daerah di luar konduktor di mana J = 0, maka medan listrik E dari persamaan .. menjadi :
                        E          =   Ñ x  H                                                           (1.5)
            Apabila elemen sumber dan medana radiasinya berada di dalam koordinat bola, maka arah propagasi gelombangnya akan searah dengan vektor jari-jarinya. Sedangkan medan listrik dan medan magnet hanya mempunyai komponen q atau f, yang dalam ruang bebas akan berlaku :
                        Hf      =             dan      Hq    =                     (1.6)
Dengan            :           h  =                     ( impedansi intrinsik medium)
  
                                                        z










Pr
 



Ef
 




Eq
 

 




f
 
                                                      
       O                                                                                      y


 


                                            
                                         
                                     x
GAMBAR  1.2
VEKTOR MEDAN DAN POYNTING VEKTOR PADA KOORDINAT BOLA

1.                 1.3  POLA RADIASI

Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi arah. Pola radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern) apabila yang digambarkan adalah kuat medan dan disebut pola daya (power pattern) apabila yang digambarkan poynting vektor. Untuk dapat menggambarkan pola radiasi ini, terlebih dahulu harus ditemukan potensial
            Dalam koordinat bola, medan listrik E dan medan magnet H telah diketahui, keduanya memiliki komponen vetor q dan f. Sedangkan poynting vektornya dalam koordiant ini hanya mempunyai komponen radial saja. Besarnya komponen radial dari poynting vektor ini adalah :
                        Pr        = ½                                                                      (1.7)
Dengan            :
                        | E |      =              (resultan dari magnitude medan listrik)
                        Eq        : komponen medan listrik q
Ef        : komponen medan listrik f
h          : impedansi intrinsik ruang bebas (377 W).

Untuk menyatakan pola radiasi secara grafis, pola tersebut dapat digambarkan dalam bentuk absolut atau dalam bentuk relatif. Maksud bentuk realtif adalah bentuk pola yang sudah dinormalisasikan, yaitu setiap harga dari pola radiasi tersebut telah dibandingkan dengan harga maksimumnya. Sehingga pola radiasi medan, apabila dinyatakan didalam pola yang ternormalisasi akan mempunyai bentuk         :

                        F(q,f )   =                                                                (1.8)
 Karena poynting vektor hanya mempunyai komponen radiasi yang sebenarnya berbanding lurus dengan kuadrat magnitudo kuat medannya, maka untuk pola daya apabila dinyatakan dalam pola ternormalisasi, tidak lain sama dengan kuadrat dari pola medan yang sudah dinormalisasikan itu.

                        P(q,f )    = | F(q,f ) |2                                                                  (1.9)

Seringkali juga pola radiasi suatu antena digambarkan dengan satuan decibel (dB). Intensitas medan dalam decibel didefinisikan sebagai :

                        F(q,f ) dB               = 20 log | F(q,f ) |        (dB)                             (1.10)

Sedangkan untuk pola dayanya didalam decibel  adalah :

                        P(q,f ) dB               = 10 log P(q,f )
= 20 log | F(q,f ) |                                            (1.11)

Jadi didalam decibel, pola daya sama dengan pola medannya. Semua pola radiasi yang dibicarakan di atas adalah pola radiasi untuk kondisi medan jauh. Sedangkan pengukuran pola radiasi, faktor jarak adalah faktor yang amat penting guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan teliti. Semakin jauh jarak pengukuran pola radiasi yang digunakan tentu semakin baik hasil yang akan diperoleh. Namun untuk melakukan pengukuran pola radiasi pada jarak yang benar-benar tak terhingga adalah suatu hal yang tak mungkin. Untuk keperluan pengukuran ini, ada suatu daerah di mana medan yang diradiasikan oleh antena sudah dapat dianggap sebagai tempat medan jauh apabila jarak antara sumber radiasi dengan antena yang diukur memenuhi ketentuan berikut :

                                    r           >                                                             (1.12)
                                    r >> D               dan   r .>>  l
 Dimana  :
                        r           :  jarak pengukuran
                        D         : dimensi antena yang terpanjang
l                    : panjang gelombang yang dipancarkan sumber.








Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...